​Pasca Pemilu 2019, Pancasila Sebagai Solusi Pemersatu Bangsa

​Pasca Pemilu 2019, Pancasila Sebagai Solusi Pemersatu Bangsa Nabrisi Rohid.

Pancasila bukan buah pemikiran Bung Karno, tapi beliau yang telah menggali dasar negara dari bumi asalnya itu sendiri kemudian memberikan nama Pancasila. Isi dari Pancasila adalah karakteristik orang-orang nusantara yaitu budaya gotong royong. Budaya gotong royong bangsa Indonesia yang disebut Soekarno tersebut terdapat nilai permusyawaratan dan persatuan ditengah beragam agama dan budaya bangsa Indonesia.

Dari gotong royong atau Ekasila tersebut kemudian digali dan dijabarkan dalam Trisila yaitu Sosiso-Nasionalisme, Sosio Demokras,i dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada pidato Soekarno 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI, beliau berkata,”Pancasila menjadi Trisila, Trisila menjadi Ekasila. Tetapi terserah kepada tuan-tuan, mana yang Tuan-tuan pilih: Trisila, Ekasila ataukah Pancasila“. Peserta sidang menemukan hasil di dalam mufakat untuk memilih Pancasila sebagai dasar negara. Atas peristiwa itu maka diperingatilah sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pancasila yang merupakan cermin daripada wajah nusantara itu sendiri, tentu menjadi falsafah dan fondasi yang kokoh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, sebesar apapun upaya ideologi luar yang terus menggempur persatuan bangsa, selama Pancasila tetap diamalkan dan diyakini, maka bangsa kita akan tetap terselamatkan.

Namun perlu selalu kita ingat, rangkaian sejarah perjuangan panjang yang dilalui bangsa ini tidaklah mudah. Maka dari itu, selanjutnya adalah tugas kita untuk bersama menjaga kedaulatan bangsa. Selain itu, menjadi kewajiban agar seluruh rakyat Indonesia senantiasa sadar serta memahami secara mendalam untuk mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari-harinya serta mengajarkan pada generasi bangsa sejak dini.

Di era globalisasi teknologi yang juga berdampak negatif pada generasi kita, di mana hoax atau ujaran kebencian dengan mudahnya tersebar di media sosial. Atas pertimbangan tersebut maka seharusnya Pendidikan Pancasila harus ditekankan pada sekolah mulai dari pendidikan dini hingga perguruan tinggi, serta membentuk laboratorium/unit kajian Pancasila di sekolah dan kampus-kampus.

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara pernah menyebutkan, “kami meng-encourage (mendorong) mempromosikan semua lapisan masyarakat, memiliki etika bagaimana memanfaatkan media sosial”.

Dengan adanya peristiwa perpecahan yang terjadi pada 22 Mei 2019 yang berlatar belakang kepentingan golongan dan memakan korban jiwa, menjadi indikator memudarnya ajaran Pancasila dalam generasi muda hari ini. Atas dasar hal tersebut pemerintah harus segera merealisasikan adanya laboratorium atau unit kajian Pancasila disekolah dan kampus-kampus.

Pada momentum peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni tahun 2019 ini, mari kita kembali teguhkan semangat bersatu, mengobati luka kita atas pemilu serentak 2019. Memahami secara mendasar bahwa persatuan kita saat ini adalah jalan menuju bangsa Indonesia dari perpecahan.

Dalam momen ini kita semua harus berterima kasih kepada para pahlawan pendahulu atas warisan luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila. Maka dari itu, mari seluruh rakyat Indonesia secara bersama-sama mengamalkan Pancasila dalam diri kita semua. Hanya dengan Ideologi Pancasila kita dapat hidup bersama-sama dan saling bergotong royong untuk mewujudkan kesejahteraan yang adil dan beradab bagi seluruh rakyat Indonesia.

*Penulis saat ini merupakan Ketua GMNI Jawa Timur dan Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Adi Buana (Unipa) Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO