Gus Muhdlor-Subandi Siap Kembangkan Kemuning Jadi Desa Wisata Kampung Tas

Gus Muhdlor-Subandi Siap Kembangkan Kemuning Jadi Desa Wisata Kampung Tas POTENSI UMKM: Gus Muhdlor menyapa para pengrajin tas kertas, di Desa Kemuning Kecamatan Tarik, Rabu (21/10). foto: ist.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Delta menjadi salah satu perhatian dari Paslon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo 2020, Ahmad Muhdlor Ali ()-Subandi. Di antaranya UMKM kerajinan tas berbahan kertas di Desa Kemuning, Kecamatan Tarik.

Melihat potensi usaha yang digeluti mayoritas warga Desa Kemuning tersebut, paslon yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini siap mewujudkan Kemuning sebagai Desa Wisata Kampung Tas.

"Kami bakal mengembangkan potensi kampung yang sebagian besar warganya memiliki usaha kerajinan tas ini. Ke depan, Kampung Tas ini bisa menjadi salah satu desa wisata di Sidoarjo dengan ciri khas tas berbahan kertas," cetus , saat mengunjungi Desa Kemuning, Rabu (21/10).

berharap Desa Kemuning nantinya menjadi salah satu sentra UMKM yang bakal didampingi Pemkab Sidoarjo. Diketahui, satu di antara 17 Program Kerja Sidoarjo MAS, yakni program 20.000 UMKM Naik Kelas. Program ini salah satu bentuknya, memberikan stimulus usaha mikro sesuai level atau tingkatannya. Selain itu ada upaya pembinaan pada UMKM.

Kata , akibat pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh dunia ikut merasakan lesunya perekonomian. Termasuk UMKM kerajinan tas di Desa Kemuning ini. Pihaknya berharap ke depan, para pemilik UMKM harus dituntun dan didampingi Pemkab Sidoarjo.

Terutama dalam memberikan stimulan pemulihan ekonomi seperti bantuan modal UMKM dan UMKM naik kelas. "Ini bisa berbentuk insentif dan pelatihan dan sebagainya. Kami berkeinginan negara harus hadir dalam pemulihan ekonomi yang hari ini lesu," imbuh alumnus FISIP Unair ini.

Terkait pengembangan pasar hasil tas asal Kemuning, kata , bukan tanpa sebab nyata. Hal ini berdasarkan kualitas bahan baku produksi kerajinan tas yang sangat bagus kertasnya.

Bahan baku tas yang dikeluhkan warga setempat standarisasinya sama dengan produk tas luar negeri. "Saya kira semua bisa menyuplai bahan bakunya. Sekarang tidak ada yang tidak bisa. Justru ini asli berasal dari Sidoarjo. Ke depan ini harus berkembang," tegasnya.

menegaskan, bakal menfasilitasi yang sudah ada sekarang untuk menjadi skala lebih besar lagi. Bagi dia, yang paling penting, usahanya sudah ada, sehingga tinggal ditingkatkan kemampuannya.

"Ke depan termasuk memberitahukan dan menginformasikan ke masyarakat termasuk di media massa dan sebagainya, kalau produk tas ini bukan made in luar negeri. Tapi made in Kemuning. Bayangkan kalau barang ini diekspor. Ini murni hasil karya warga Kemuning," ungkap mengapresiasi.

mengungkap, selama ini, kadangkala warga Sidoarjo saat luar negeri menemukan produk yang ternyata berasal dari Kota Delta. Dia mencontohkan saat pergi ke Mesir, melihat sepatu Ecco yang harganya 1.000 dollar. Dan ternyata sepatu tersebut diproduksi di Bligo Candi.

Hampir sama dengan tas hasil kerajinan warga Kemuning jika menembus ekspor, harganya juga bakal mahal. "Ke depan harus dioptimalkan. Pekerja lokal dan produk lokal harus diproteksi pemerintah. UMKM lokal harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah," harap Direktur Pendidikan Ponpes Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo ini.

Sementara itu, salah satu pemilik UMKM kerajinan tas, Sri Mulyati mengapresiasi kepedulian Cabup terhadap usaha kerajinan tas di kampungnya itu. Sri mengaku siap mendukung program untuk mengembangkan UMKM tas di kampungnya.

"Karena selama ini usaha kerajinan tas di desa kami belum pernah disentuh bantuan permodalan dari Pemkab Sidoarjo. Bantuan kepada usaha kerajinan tas juga belum ada. Semua murni usaha dan upaya warga secara mandiri," ungkap perempuan 47 tahun ini. (sta/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO