​Porang itu Sakti, Dulu Dibuang Petani, Tapi Tumbuh Lagi, Muncul Isu Porang untuk Senjata Perang

​Porang itu Sakti, Dulu Dibuang Petani, Tapi Tumbuh Lagi, Muncul Isu Porang untuk Senjata Perang Dahlan Iskan

Dengan rumor itu petani tetap tidak tertarik untuk menanam : tidak bisa dimakan.

Ishii pun mendirikan pabrik . Awalnya sederhana. Hanya untuk membuat chip –keripik mentah. Keripik itu dikeringkan dengan oven. Lalu diekspor ke Jepang. Di sana chip itu dijadikan tepung. Itu bukan sembarang tepung. Tepung yang sudah dimurnikan –sudah dibuang unsur yang membuat rasa gatal. Itulah yang disebut tepung glukomanan –juga disebut shirataki. Atau konyaku.

Setelah jadi tepung apa pun bisa dibuat: butiran beras, mie atau makanan apa saja.

Sambil membuat chip, PT Ambico juga terus belajar teknologi pemurnian tepung .

Lama-lama PT Ambico mampu membuat glukomanan. Ishii terus belajar teknologinya. Tidak mudah. Terutama teknologi pemurnian tepungnya.

Kalau awalnya hanya bisa ekspor keripik akhirnya PT Ambico bisa ekspor dalam bentuk tepung.

Tapi ekspornya itu tidak selalu mulus. Terutama ketika Jepang harus melindungi petani mereka sendiri. Jepang pun menaikkan tarif impor . Ishii terpukul. Ia tidak bisa lagi ekspor tepung . Ishii tidak menyerah. Ia lihat masih ada peluang kecil: ekspor barang jadi. Maka Ishii membuat pabrik shirataki: tepung glukomanan itu ia jadikan beras dan mie shirataki. Berhasil. Ia pun kembali ekspor ke Jepang –dalam bentuk barang siap masak.

Ia merintis juga ekspor ke Tiongkok. Lalu ke Italia. Khusus yang ke Italia itu, Ishii tidak mau menyebutnya mie. Mie tidak laku di negeri pasta itu. Maka di bungkus shirataki itu ditulis: shirataki pasta. Begitu ditulis pasta orang mau membelinya –padahal bentuknya mie juga.

Penguasaan teknologi bikin glukomanan itu dipakai juga untuk mengembangkan tepung karagenan. Yang bahan bakunya rumput laut. Ishii pun membangun pabrik rumput laut di sebelah pabrik di Porong, dekat Sidoarjo itu.

Di situ PT Ambico menjadi tonggak sejarah Indonesia. Masaharu Ishii sendiri, pendiri pabrik itu, tidak sempat tahu terjadinya booming lima tahun terakhir.

Tapi nama Ishii akan abadi di dunia Indonesia. "Tahun ini Indonesia mungkin sudah terbesar di dunia. Sudah mengalahkan Myanmar. Apalagi keadaan Myanmar lagi sulit," ujar Johan.

Setelah itu, harus memasuki masa konsolidasi. Yakni menjaga mutu. Menurut Johan, chips Indonesia sudah ditolak di luar negeri. Itu gara-gara ulah satu dua orang yang curang. Yakni ekspor chip kering yang tidak benar-benar kering. Sampai keluar belatungnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO