SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Puluhan simpul Alumni PP Zainul Hasan (Zaha) Genggong di Situbondo, membantah adanya imbauan yang mengatasnamakan lembaga untuk mendukung salah satu Pasangan Calon Bupati dan Wakil bupati Situbondo sebagaimana dimuat di salah satu Koran Harian yang beredar di Situbondo, yang mewajibkan kepada alumninya untuk mendukung pasangan Dadang Wigiarto-Yoyok Mulyadi (DaDi) pada pemilu 9 Desember mendatang.
Menurut Lutfi Zainullah, SH, sekitar 30 orang simpul-simpul alumni PP Zaha Genggong yang ada di Situbondo, mewakili alumni daerah barat, daerah tengah dan daerah timur telah melakukan pertemuan dan mendiskusikan pernyataan salah seorang oknum alumni yang mengatasnamakan pesantren untuk mendukung pasangan DaDi, karena hal tersebut telah menyebabkan keresahan di kalangan alumni.
Baca Juga: Hafass Optimis Gugatannya Dikabulkan MK
“Menyikapi pemberitaan di Radar Situbondo tertanggal 23 dan 29 September 2015, terkait pemberitaan yang membawa nama Pesantren Zainul Hazan Genggong untuk mendukung salah satu pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Situbondo telah berdampak menimbulkan keresahan dan kegelisahan alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kegelisahan itu semakin menguat karena membawa nama pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong dengan bahasa mewajibkan alumni untuk mendukung salah satu calon,” ujar Lutfi Zainullah, kemarin (4/10)
Lutfi menambahkan, Diskusi yang dilaksanakan pada tanggal (1/10) di rumahnya, di Desa Paowan Kecamatan Panarukan dan menghasilkan sejumlah kesimpulan yang menyatakan tidak ada instruksi sebagaimana pernyataan yang diberitakan di salah satu Koran.
Sementara, Muzammil Damanhuri, Alumni PP Zaha Genggong Lainnya mengatakan, Kesimpulan pertama yang dihasilkan, bahwa tidak ada imbauan dan instruksi dari pengasuh PP Zaha Genggong terkait pilkada Kabupaten Situbondo untuk mendukung salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil bupati Situbondo secara kelembagaan apalagi mewajibkan.
Baca Juga: Rekapitulasi Suara Pilkada Situbondo: Diwarnai Aksi Walk Out, KPU Dituding Curang
Kesimpulan yang kedua, kata Muzammil, Pesantren seharusnya diarahkan kepada hal-hal yang bersifat dakwah dan kemaslahatan umat, bukan ditarik pada kepentingan politik yang sifatnya sementara.
Kesimpulan yang ketiga, lanjut Muzammil, semua pernyataan dari pribadi yang mengatasnamakan alumni PP Zainul Hasan Genggong bukan berarti mewakili institusi atau kelembagaan.
“Dari hasil serap aspirasi seluruh alumni dari wilayah barat, tengah dan timur, tema yang menarik untuk dibicarakan adalah ‘perubahan untuk Situbondo yang lebih baik dan berkualitas’,” lanjut Muzammil, Minggu (4/10).
Baca Juga: Hitung Cepat Pilbup Situbondo: Paslon DaDi dan Hafass sama-sama yakin Menang
Informasi yang dihimpun, pertemuan yang sengaja dilakukan untuk menyikapi pemberitaan yang dimuat di salah satu koran harian itu dihadiri sejumlah simpul alumni PP Zaha Genggong di Situbondo, diantaranya, KH. Alawi Idris Panarukan, KH. Abdul Wahid bungatan, Lora Supki Adnan pengasuh PP Raudharus Solihin Trebungan Mlandinga, Lora Rosiul Hasan pengasuh PP Nurul Huda Ketah dan sejumlah simpul lainnya.
Menurut Muzammil, para simpul alumni yang hadir dalam pertemuan tersebut bersepakat, selain harus meminta maaf secara terbuka, oknum yang telah menyatakan alumni PP Zaha Genggong mewajibkan mendukung pasangan DaDi dengan mengatasnakan lembaga, harus melakukan tabayyun dan wajib minta maaf kepada para pengasuh PP Zaha Genggong.
“Mereka alumni yang membawa PP Zainul Hasan wajib meminta maaf kepada para masyayikh di Genggong, karena sudah diresahkan,” pungkasnya. (had/sta/lan)
Baca Juga: Di Situbondo Ada Ibu-ibu Tertangkap Basah Nyoblos Dua Kali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News