Polres-Dandim Janji Buat Regulasi, Kiai Hasan Tolak Komentar Pejabat Bondowoso Pro-Syiah

Polres-Dandim Janji Buat Regulasi, Kiai Hasan Tolak Komentar Pejabat Bondowoso Pro-Syiah Sebanyak 8000 jamaah menghadiri pengajian di masjid Agung At-Taqwa Bondowoso Jawa Timur. foto: istimewa

Kiai di sini sudah tahu semua,” katanya.

Seperti diberitakan bangsaonline.com, situasi Jawa Timur sempat panas. Pada Ahad (3/4) lalu 5000 warga Nahdlatul Ulama (NU) bersama 34 kiai pengasuh pondok pesantren se- turun jalan menggelar aksi demo menentang acara Milad Fatimah.

Para kiai dan warga NU itu menggelar long march memakai pakaian putih-putih. Ada yang berjubah, terutama para kiai, sebagian bersarung tapi semuanya memakai baju putih dan kopyah putih. Mereka melakukan long march dengan tertib dan tidak anarkis. Aksi ini juga dipantau aparat kepolisian.

Menurut Kiai Muhammad Hasan, para kiai melakukan long march itu untuk menyadarkan masyarakat, terutama warga NU, agar tidak terpengaruh paham sesat yang suka mencaci para sahabat, termasuk para istri sahabat.

”Juga untuk menyadarkan masyarakat agar tidak terpengaruh paham yang menghalalkan nikah muth’ah,” tegas santri Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al-Maliki Makkatul Mukarramah itu.

Kiai Muhammad Hasan juga menegaskan bahwa para kiai turun ke jalan punya landasan kuat yaitu Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Timur No 55 tahun 2012 Tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur. Dalam pergub itu antara lain dijelaskan bahwa menyebarkan dan membantu ajaran sesat itu dilarang.

Selain itu, menurut Kiai Muhammad Hasan, para kiai se- turun ke jalan menentang acara Syiah itu juga dilandasi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur No. Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012 yang menghukumi ajaran Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah sesat. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO