BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Banyuwangi menggelar acara diskusi budaya mengangkat tema "Politik Partai dan Eceran", Minggu malam (9/9/2018). Bertempat di aula PCNU setempat, diskusi ini mendatangkan narasumber Rahman Mulyadi selaku Wakil Ketua PCNU, Kristanto, S.Si, dan Ahmad Rifai Tedjo, S.H.
Dalam rebug pesantogan wong pesisir wetan ini, banyak kader kader Nadhatul Ulama (NU) yang datang. Mereka urun rembug membahas tentang politik dan pekembangan regenerasi kebudayaan dan seni nusantara dan lokal.
Baca Juga: Lesbumi Tuban Bakal Berpartisipasi di MAP Festival Malaysia 2024
Saat sesi diskusi guyonan berjalan dan membahas politik, Ahmad Rifai Tedjo yang ditunjuk menjadi narasumber langsung angkat bicara dan berpendapat bahwa politik adalah sekolompok komunitas masyarakat yang suka mencari celah hukum yang diartikan guyonan (humor). Menurutnya, politik bisa membuat kawan menjadi lawan, dan lawan menjadi kawan. "Sangat sulit ditebak arah alur tujuannya," jelasnya.
Sementara ditemui usai acara, Ketua Lesbumi PCNU Banyuwangi Taufiq Wr. Hidayat mengatakan acara kumpul kumpul ini merupakan sebuah kegiatan diskusi yang membahas kebudayaan dan seni. Selain itu juga membahas dan memandang sebuah politik dari segi sisi humornya agar politik yang ada sekarang ini tidak sampai bertindak terlalu gawat dan merugikan.
"Dalam pandangan saya, politik dan humor itu termasuk kebudayaan. Maka dari itu kalau politik dibaluti dengan kebencian dan kekerasan, maka sudah tidak layak disebut budaya. Karena budaya itu harus baik, jika tidak baik tidak bisa disebut dengan budaya," terang Taufiq Wr.Hidayat kepada awak media.
Baca Juga: Mohon Doa Restu, Kapolresta Banyuwangi Silaturahmi ke PCNU
Taufiq menerangkan, dalam melestarikan kebudayaan, Lesbumi Banyuwangi sudah melakukan sebuah langkah-langkah efektif. "Kami juga sering melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian kebudayaan. Hampir tiap bulan kami datang di wilayah desa-desa yang mempunyai tradisi budaya yang kental dengan adat istiadatnya untuk melakukan dialog dan memberikan langkah pelestarian kebudayaan. Langkah ini dilakukan agar tradisi budaya yang ada di wilayahnya tidak cepat punah," terangnya.
Di akhir acara diskusi budaya, para kader NU muda yang hadir dalam kegiatan ini disuguhi pertunjukan puisi dan wayang wolak walik yang dimainkan oleh Ki Jumali yang menceritakan kisah muslim nusantara. (gda/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News