Taqlid Itu "Wajib", Ini Alasannya

Taqlid Itu "Wajib", Ini Alasannya Dr KH A. Musta'in Syafi'i. Foto: NOJ

Kedua, Malik ibn Anas, al-Maliky. Followernya disebut al- Malikiyyah. 

Ketiga, Muhammad ibn Idris, al-Syafi’iy. Followernya disebut al- syafi’iyyah. Dan keempat, Ahmad ibn Hanbal, al-Hanbaly. Followernya disebut al- Hanabilah.

Bagi anda yang punya kemampuan dan bisa mengambil sendiri dari sumbernya, al-Qur’an dan al-Hadis, maka silakan menggunakan hasil karya anda sendiri. Itu amal terpuji dan anda berjuluk al-Mujtahid. Atau anda hanya mengerti sumber dan cara ulama mengunduh fatwa dari sumbernya, maka anda berjuluk al- Muttabi’.

Bagi anda yang tak mengerti arab-araban, maunya instan saja, maka tinggal menelan saja pendapat ahli dan pasti benar, lalu anda bersebutan al-Muqallid.

Jangan sok ijtihad, itu kelincipen Cak, Lha wong di kitab-kitab dan di buku-buku sudah tertulis sebelum anda lahir.

Para ulama dulu menyajikan pendapat sudah dengan cara yang benar, bahkan rumit dan mengagumkan. Bagaimana mereka bisa menyusun dan menyajikan syarat dan rukunnya shalat, ada sekian dan sekian. Sunnahnya ada sekian, pembatalnya ada sekian dengan instan dan jadi. Wudhu dan air wudhu itu begini dan begini. Belum ibadah lainnya, nikah, mu’amalah, puasa, zakat, haji dan lain-lain.

Mereka pasti kerja ijtihad yang sangat serius, totalitas dan konfrehenship. Jika tidak, maka akan ada cacat dalam apa yang mereka fatwakan. Mereka pasti mengerti sekian dalil al-qur’an dan al-Hadis, semuanya, lalu dipilih dan dipilah menjadi bahan dan komposisi untuk menghasilkan hukum yang instan dan tinggal pakai.

Mereka tidak menyebutkan komposisi dalil yang mereka pakai, karena ini disajikan untuk orang awam. Tidak ada gunanya, malah membingungkan. Namun bagi yang ingin mengerti tehnik memasak, maka dipersilahkan masuk ke “dapur ijtihad” untuk menyaksikan sendiri. Lalu silahkan berkomentar atau bahkan mengkritik.

Chef, Koki, juru masak roti tidak harus memberi tahu komposisi roti yang disajikan. Andai penikmat roti diberi tahu, bahwa roti itu dari dubur ayam, maka dia malah muneg dan tidak percaya. Setelah dijelaskan, bahwa roti itu ada telornya dan telor itu dari dubur ayam, maka mereka manggut-manggut. (bersambung)

Ikuti tafsir selanjutnya: SOPIR TAQLID DAN SOPIR GOBLOK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO